Esoknya, Jumat (28/11/2025), barulah ia kembali ke Malalak. Hari itu, masyarakat melihat pemimpin mereka yang bahkan belum genap sebulan dilantik sebagai camat perempuan pertama dalam sejarah Malalak, menangis. Bukan karena lemah, tetapi karena ia baru saja pulang dari perjalanan panjang mempertaruhkan nyawanya demi warga dan keluarganya.
“Bencana ini menampar kami bahwa manusia hanyalah tamu di bumi Allah. Adabnya, kita harus saling menjaga, saling menolong, dan tidak meninggalkan siapa pun di belakang,” tutupnya. (*) Editor : Hamriadi, S. Sos., S. T
Home
Berita
Kisah Mencekam Camat Malalak: "Saya hanya bisa berdoa, Ya Allah, selamatkan keluarga saya"
Kisah Mencekam Camat Malalak: "Saya hanya bisa berdoa, Ya Allah, selamatkan keluarga saya"
| 104 klik
Berita Terkait

