Akhir-akhir ini, terjadi bencana alam pada tiga provinsi secara bersamaan di Pulau Sumatra, yaitu Provinsi Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat. Bencana alam berupa Banjir Bandang dan Tanah Longsor ini menyebabkan terputusnya akses jalan baik antar kecamatan maupun antar kabupaten, selain itu juga terputusnya akses listrik dan komunikasi di beberapa wilayah.
Bencana ini juga membuat sebagian besar warga kehilangan tempat tinggal, harta, dan juga kehilangan anggota keluarga.
Jika diingat-ingat lagi, bencana Sumatra yang melanda tida provinsi ini merupakan bencana yang paling besar dampaknya dalam sepanjang sejarah bencana Indonesia khususnya di Pulau Sumatra.
Kehilangan akses internet dan listrik membuat warga kesulitan untuk berkomunikasi dan memberitahukan kondisi wilayahnya yang terdampak.
Selain itu terputusnya akses transportasi menyebabkan perjalanan dan akses bantuan terhambat, sehingga warga yang terdampak merasa kesulitan dan dilanda kelaparan.
Kenapa bencana Sumatra dapat terjadi sebesar ini di tiga provinsi sekaligus?Jika dilihat dari pertengahan sampai akhir November 2025, siklus hujan berlangsung selama tujuh hari atau lebih tanpa jeda. Menurut pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB), bencana ini bisa terjadi karena tiga faktor: atmosfer, kondisi geospasial, dan kapasitas tampung wilayah.
Ketua Program Studi Meteorologi ITB Muhammad Rais Abdillah, menjelaskan bahwa karakteristik curah hujan di wilayah utara Sumatera berbeda dibandingkan daerah lain di Indonesia. Curah hujan yang berlangsung di wilayah Sumatera pada sekitar akhir November sampai awal Desember 2025 cukup tinggi dibandingkan sebelumnya.
Selain itu peneliti Bidang Hukum Lembaga The Indonesian Institute Center for Public Policy Research, Christina Clarissa Intania, juga mengatakan penyebab banjir bandang di berbagai wilayah di Pulau Sumatra itu bukan hanya curah hujan tinggi dan siklon tropis. Penyebab lainnya ialah area resapan yang kurang akibat perusakan hutan sehingga tidak optimal membantu menahan air hujan yang turun.
Kalau kita lihat keadaan hutan Sumatera saat ini, kita dapat melihat dengan jelas hutan yang umurnya lebih tua dari Indonesia habis tak bersisa.