Bahrun (65), warga Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, yang meninggal dunia dalam perjalanan menuju puskesmas, membuat orang terenyuh mendengar kisahnya.
Cerita tentang seorang pria sepuh yang ditandu menembus jalan berlumpur sejauh tujuh kilometer demi mencari pertolongan medis, telah menggugah empati publik.
Namun di balik kisah yang viral di media sosial itu, ternyata ada sisi lain yang tak seluruhnya sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Beberapa hari setelah kabar tersebut menyebar luas, Pemerintah Kabupaten Agam turun langsung ke lokasi. Bupati Agam Benni Warlis bersama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, dr. Hendri Rusdian dan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Agam, Ofrizon dan Pemerintah Nagari, menempuh perjalanan hingga ke Kampung Maua Hilir yakni wilayah tempat almarhum Bahrun bermukim bersama keluarganya.
“Kami sudah sampai ke Kampung Maua Hilir bersama Pak Bupati Agam. Ternyata kendaraan masih bisa mencapai lokasi tersebut, termasuk ke rumah duka tempat almarhum meninggal dunia,” ujar dr. Hendri.
Dari hasil peninjauan itu, terungkap bahwa jarak antara rumah istri pertama dan rumah istri kedua almarhum hanya sekitar satu kilometer. Bahrun memang sempat ditandu menggunakan sarung oleh anak-anaknya, tetapi hanya dari rumah istri kedua menuju rumah istri pertama. Bukan dari jarak tujuh kilometer sebagaimana disebutkan dalam sejumlah pemberitaan.“Dari Salareh Aia ke dalam kawasan tersebut masih bisa ditempuh dengan kendaraan sejauh kurang lebih lima kilometer,” tambahnya.
Fakta di lapangan menunjukkan, akses jalan ke wilayah tersebut memang sebagian rusak, namun masih dapat dilalui kendaraan hingga ke rumah duka. Karena itu, narasi bahwa Bahrun harus ditandu jauh melintasi jalan berlumpur dinilai telah membesar-besarkan keadaan sebenarnya.
Pemerintah daerah tak menampik bahwa infrastruktur di sejumlah titik di wilayah Palembayan memang belum sepenuhnya baik. Kepala Dinas PUPR Kabupaten Agam, Ofrizon, yang juga turun ke lapangan, mengonfirmasi adanya kerusakan di sebagian ruas jalan sepanjang 5,4 kilometer.
“Jalan yang rusak hanya sebagian dari total ruas tersebut. Di luar itu, sebagian wilayah berada di kawasan hutan, sehingga belum bisa kami tangani langsung,” terang Ofrizon.
Editor : Hamriadi, S. Sos., S. TSumber : Redaktur Pelaksana: Anizur, S.H

