Puluhan Sekolah di Agam Rusak Akibat Bencana Hidrometeorologi, Kerugian Capai Rp12,8 Miliar

×

Puluhan Sekolah di Agam Rusak Akibat Bencana Hidrometeorologi, Kerugian Capai Rp12,8 Miliar

Bagikan berita
Puluhan Sekolah di Agam Rusak Akibat Bencana Hidrometeorologi, Kerugian Capai Rp12,8 Miliar
Puluhan Sekolah di Agam Rusak Akibat Bencana Hidrometeorologi, Kerugian Capai Rp12,8 Miliar

KABUPATEN AGAM -- Bencana hidrometeorologi yang melanda Kabupaten Agam, Sumatera Barat, sepanjang akhir November 2025 menyebabkan puluhan sekolah dari jenjang PAUD hingga SMP mengalami kerusakan, bahkan sebagian harus direlokasi.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam per 16 Desember 2025, tercatat 60 satuan pendidikan terdampak banjir bandang, longsor, angin kencang, hingga angin puting beliung. Total kerugian sementara ditaksir mencapai Rp 12.817.500.000.

Kerusakan tersebar di hampir seluruh kecamatan, di antaranya Ampek Nagari, Palembayan, Tanjung Raya, Tanjung Mutiara, Matur, Palupuh, hingga Sungai Pua.

Jenis kerusakan bervariasi, mulai dari atap ruang kelas rusak, lantai dan dinding jebol, halaman sekolah tergerus, hingga bangunan sekolah hancur total.

“Bencana yang terjadi akhir November lalu berdampak serius terhadap sarana dan prasarana pendidikan. Ada sekolah yang rusak ringan, rusak sedang, sampai rusak berat dan tidak lagi layak digunakan,” kata Pejabat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam, Andrinaldi, AP, M.Si, saat dikonfirmasi, Sebtu (20/12/2025).

Andrinaldi menjelaskan, sekolah yang mengalami kerusakan paling parah terdapat di wilayah rawan bencana seperti Palembayan dan Tanjung Raya. Bahkan, dua sekolah dasar di Kecamatan Tanjung Raya, yakni SDN 09 Bancah dan SDN 14 Labuah, harus direlokasi karena bangunan rusak berat akibat banjir bandang.

“Untuk sekolah yang kondisinya sudah tidak memungkinkan diperbaiki, relokasi menjadi pilihan demi keselamatan peserta didik dan tenaga pendidik,” ujar Andrinaldi yang juga menjabat Asisten II Setda Agam.

Selain bangunan, bencana juga merusak berbagai fasilitas pendukung pembelajaran, seperti alat permainan edukatif (APE), buku pelajaran, komputer, laboratorium IPA dan TIK, serta arsip dokumen sekolah. Beberapa sekolah bahkan kehilangan seluruh APE karena terbawa arus banjir.

Menurut Andrinaldi, pihaknya telah melakukan pendataan dan melaporkan kondisi tersebut kepada pemerintah daerah serta instansi terkait untuk penanganan lebih lanjut.

“Kami sudah menyampaikan laporan resmi dan berharap ada dukungan dari pemerintah provinsi maupun pusat, terutama untuk percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi sekolah-sekolah terdampak,” katanya.

Editor : Hamriadi, S. Sos., S. T
Bagikan

Berita Terkait
Terkini