KABUPATEN AGAM -- Kabupaten Agam, Sumatera Barat, berada dalam kondisi darurat setelah banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang melanda 16 kecamatan sejak 23–27 November 2025.
Berdasarkan laporan per 8 Desember 2025 pukul 20.00 WIB, tercatat 18.297 jiwa terdampak, 2.828 jiwa masih terisolir, sementara 186 warga meninggal dunia dan 72 lainnya masih hilang.
Kerusakan infrastruktur sangat masif yakni 1.378 rumah rusak, 26 jembatan putus, 37 titik jalan rusak, 108 sekolah terdampak, serta 1.754 hektare sawah dan ladang hancur diterjang material banjir. Ribuan ternak warga ikut hilang.
Kepala Dinas Kominfo Agam, Roza Syafdefianti, menyebutkan bahwa skala bencana kali ini belum pernah terjadi dalam beberapa tahun terakhir dan membuat sejumlah wilayah lumpuh total.
“Banyak nagari terputus total. Akses ke beberapa lokasi hanya bisa ditempuh dengan perahu, motor trail, atau berjalan kaki. Ini menjadi tantangan besar bagi proses evakuasi dan distribusi bantuan,” ujarnya.
Total 5.242 warga mengungsi di 44 titik pengungsian yang tersebar di Tanjung Raya, Palembayan, IV Koto, Palupuh, Matur, dan wilayah lainnya. Nagari Pagadih di Palupuh, Sungai Batang di Tanjung Raya, beberapa jorong di Malalak Utara, serta beberapa titik di IV Koto Palembayan masih terisolir karena akses terputus dan medan ekstrem.
“Kami terus mendorong pembukaan akses prioritas. Setiap jembatan yang rusak atau jalan terban langsung dipetakan untuk ditangani dengan pembukaan darurat agar bantuan bisa masuk lebih cepat,” kata Roza.Wilayah yang terdampak parah antara lain Malalak, Palembayan, Tanjung Raya, IV Koto, dan Palupuh. Di Malalak Timur, 14 warga ditemukan meninggal dunia di Jorong Toboh dan lima lainnya masih dicari. Di Palembayan, korban meninggal mencapai lebih dari 70 orang, terutama di Salareh Aia, Salareh Aia Timur, dan Tigo Koto Silungkang. Di Tanjung Raya, banjir bandang menghantam Maninjau, Bayua, Sungai Batang, Bancah, Duo Koto, dan Dalko, menyebabkan puluhan rumah hanyut dan ribuan orang mengungsi.
“Di Dalko, evakuasi sangat sulit karena material yang menumpuk hingga berlapis-lapis. Tim masih bekerja tanpa henti,” jelas Roza.
Bencana yang merata di 16 kecamatan juga menyebabkan kerusakan serius di Banuhampu, IV Koto, Lubuk Basung, Ampek Nagari, Tanjung Mutiara, Matur, Kamang Magek, Tilatang Kamang, Sungai Pua, Baso, Ampek Angkek, dan Canduang. Jalan amblas, tebing longsor, rumah hanyut, sawah terendam, hingga pohon tumbang yang menutup akses utama terjadi hampir bersamaan.
Editor : Hamriadi, S. Sos., S. T

