Kisah Pilu Adeni, Satu-satunya yang Selamat dari Keluarganya dalam Terjangan Galodo Palembayan

×

Kisah Pilu Adeni, Satu-satunya yang Selamat dari Keluarganya dalam Terjangan Galodo Palembayan

Bagikan berita
Seorang korban selamat dari bencana Hidrometeorologi melanda Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam tengah menjalani perawatan di RSUD Lubuk Basung. Foto Anizur
Seorang korban selamat dari bencana Hidrometeorologi melanda Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam tengah menjalani perawatan di RSUD Lubuk Basung. Foto Anizur
Daftar Korban Galodo dan Bajir Bandang Kabupaten Agam

Adeni hanyut ratusan meter, lalu tersangkut di antara tumpukan kayu besar. Tubuhnya tidak bisa digerakkan.

“Saya kira kaki saya patah, tidak ada rasa sama sekali,” katanya.

Adeni hanyut ratusan meter sebelum tubuhnya tersangkut di antara tumpukan kayu besar. Dalam keadaan nyaris tak sadarkan diri, ia perlahan berusaha menggerakkan tubuhnya. Dengan sisa tenaga yang ada, ia mencoba merangkak keluar dari genangan lumpur yang menelan sebagian tubuhnya. Setiap gerakan membuat luka di sekujur badannya kembali terbuka, namun ia terus memaksa bertahan.

Saat maghrib, warga akhirnya menemukan Adeni dalam kondisi sangat lemah. Ia berhasil dievakuasi setelah warga melihat tubuhnya yang terkapar di antara kayu, batu dan lumpur. Dari sana, ia segera dibawa ke fasilitas medis untuk mendapatkan perawatan intensif.

Kini, yang ia inginkan hanya pulang. Bukan pulang ke rumah yang sudah tak ada, tetapi ke kampung halamannya di Tanah Datar, tempat orang tua dan sanak saudaranya tinggal.

“Saya mohon, kalau nanti boleh pulang, tolong antarkan saya ke Rambatan Tanah Datar,” katanya pelan, hampir berbisik.

Adeni merupakan satu dari 36 korban galodo dari Kecamatan Palembayan yang masih menjalani perawatan intensif di RSUD Lubuk Basung. Banyak di antara mereka kehilangan rumah, harta, bahkan keluarga. Mereka kini bergantung pada bantuan pakaian ganti dan kebutuhan dasar seperti selimut, perlengkapan mandi, pampers bayi, hingga jilbab untuk para pasien perempuan.

Di tengah luka dan kehilangan itu, para penyintas hanya bisa berharap. Ada yang berharap kabar baik dari anggota keluarga yang masih hilang. Ada pula yang sekadar menunggu bantuan datang untuk bertahan hidup satu hari lagi. Namun bagi Adeni, harapan yang tersisa hanyalah satu yakni memiliki tempat untuk kembali, meski rumahnya telah hilang selamanya. (*)

Editor : Hamriadi, S. Sos., S. T
Korban Galodo dan Bajir Bandang di Kabupaten Agam Belum Ditemukan
Bagikan

Berita Terkait
Terkini