Kisah Pilu Adeni, Satu-satunya yang Selamat dari Keluarganya dalam Terjangan Galodo Palembayan

×

Kisah Pilu Adeni, Satu-satunya yang Selamat dari Keluarganya dalam Terjangan Galodo Palembayan

Bagikan berita
Seorang korban selamat dari bencana Hidrometeorologi melanda Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam tengah menjalani perawatan di RSUD Lubuk Basung. Foto Anizur
Seorang korban selamat dari bencana Hidrometeorologi melanda Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam tengah menjalani perawatan di RSUD Lubuk Basung. Foto Anizur
Daftar Korban Galodo dan Bajir Bandang Kabupaten Agam

KABUPATEN AGAM -- Adeni Ardiles (34) menatap kosong langit-langit ruang perawatan RSUD Lubuk Basung, Selasa (2/12/2025) malam.

Luka jahitan menyapu hampir seluruh tubuhnya, sementara lebam di badan, tangan dan kaki membuat ia sulit bergerak. Setiap kali ia mencoba mengubah posisi, rasa nyeri seolah mengingatkannya pada teror yang merenggut seluruh keluarganya.

Adeni ditemukan sekitar 300 meter dari rumahnya di Jorong Subarang Aia, Nagari Koto Alam, Kecamatan Palembayan. Tubuhnya terjepit kayu besar yang menghantam dan menyeretnya sepanjang aliran galodo. Namun luka fisik itu tak sebanding dengan luka yang ia rasakan di dalam dada.

Istrinya, ketiga anak mereka yang berusia 7 tahun, 3 tahun, dan 9 bulan, serta mertuanya hilang tersapu arus. Hingga kini, sang anak yang berumur 3 tahun masih belum ditemukan.

“Yang tinggal hanya saya sendiri,” ucapnya lirih.

Suaranya patah, seolah setiap kata memaksa hatinya kembali pecah. Satu-satunya keluarga yang selamat adalah adik iparnya, 23 tahun, yang luput dari bencana karena saat itu sedang menggembala kerbau.

Adeni masih mengingat jelas sore yang mengubah hidupnya itu. Sekitar pukul 17.15 WIB, ia berada di dalam kamar ketika mendengar suara gemuruh mirip truk besar melaju kencang di depan rumah. Suara itu semakin keras dan membuatnya menoleh ke arah jendela. Di sana, ia melihat dinding air hitam setinggi puluhan meter, melaju cepat seperti tsunami.

“Airnya hitam sekali, dekat cuma sekitar 50 meter,” ujarnya.

Panik, ia bergegas kembali ke dalam kamar, meraih anak-anak dan menggendong si bungsu. Namun sebelum sempat keluar rumah, gelombang pertama sudah menghantam. Rumah mereka luluh lantak dalam sekejap. Adeni, istrinya, ketiga anaknya, dan mertuanya terseret dalam gulungan air bercampur batu besar serta pohon kayu. Di tengah arus yang mengamuk, anak-anaknya terlepas dari pelukannya.

“Saya berusaha menarik mereka, tapi airnya kuat sekali. Saya tidak sanggup menolong mereka,” ucapnya dengan suara sangat pelan.

Editor : Hamriadi, S. Sos., S. T
Korban Galodo dan Bajir Bandang di Kabupaten Agam Belum Ditemukan
Bagikan

Berita Terkait
Terkini