BUKITTINGGI - Jurnalistik adalah ilmu tulis menulis yang paling jujur dan harus dimulai dengan rasa ingin tahu, sehingga yang disampaikan adalah kebenaran.
Kalau yang disampaikan bukan kebenaran, selain dia tak menjalankan profesi secara benar, yang bersangkutan pastinya melanggar kode etik yang berlaku di dunia itu.
Hal itu dikatakan wartawan kawakan Sumatera Barat yang juga dikena sebagai budayawan dan tokoh sejarah H Hasril Chaniago.
"Kalau yang ditulis tidak benar atau dibuat karena pesanan pihak tertentu, jelas hal ini bertentangan dengan kode etik wartawan itu sendiri," ucap alumnus STM 1 Bukittinggi ini dihadapan ratusan peserta pelatihan jurnalistik bagi pemula yang digelar oleh DPC Pemerhati Jurnalis Siber (PJS) Kota Bukittinggi.
Memastikan sebuah kebenaran informasi adalah sebuah keniscayaan sehingga tidak merugikan pihak manapun termasuk penulis sendiri.
Hal lain yang diingatkan adalah menulis sebuah informasi yang jelas, runut dan sederhana sehingga mudah dimengerti semua pihak.Ada resep khusus yang harus dimiliki oleh seorang wartawan ataupun mereka yang berminat jadi wartawan.
"Apa itu? Resepnya adalah latihan, latihan dan latihan. Tanpa latihan, tak ada yang sukses sebagai wartawan ataupun pekerjaan apa pun yang digeluti," tambahnya.
Dihadapan peserta pelatihan yang juga menghadirkan H Zulhamdi Nova Candra IB Amd Pangulu Alam, H Ulyadi Yesmar LC MA, Kapolresta Bukittinggi Kombes Pol Rully Indra Wijayanto SIK MSi yang diwakili Kasi Hukum Iptu Dr Hamrizal SH MH serta H Rismaidi Tuan Bagindo, Hasril berharap dunia tulis menulis kembali bergairah di Bukittinggi.
"Pelatihan ini sangat bermanfaat, sebab melibatkan generasi muda. Satu hal yang perlu dicatat, Bukittinggi pernah menorehkan sejarah hebat di dunia jurnalistik melalui Rasuna Said dan Siti Rohana Kudus," katanya mengakhiri. ()
Editor : Irfan Taufik, S. TPSumber : Tedi