BENCANA HIDROMETEOROLOGI: 180 Jiwa di Agam Masih Terisolir

×

BENCANA HIDROMETEOROLOGI: 180 Jiwa di Agam Masih Terisolir

Bagikan berita
BENCANA HIDROMETEOROLOGI: 180 Jiwa di Agam Masih Terisolir
BENCANA HIDROMETEOROLOGI: 180 Jiwa di Agam Masih Terisolir

KABUPATEN AGAM -- Pemerintah Kabupaten Agam terus memperbarui data wilayah yang masih terisolir pascabencana banjir bandang dan galodo. Berdasarkan data per 11 Desember 2025, pukul 20.00 WIB, tercatat 19.402 jiwa terdampak, dengan 180 jiwa masih terisolir di beberapa nagari dan jorong di sejumlah kecamatan.

Kondisi akses di lapangan berbeda-beda. Di Kecamatan Palupuh, beberapa jorong di Nagari Pagadih masih belum bisa dilewati karena kerusakan berat, sehingga petugas terus membuka akses menggunakan alat berat. Sementara sebagian wilayah lain di Pagadih, seperti Pagadih Mudiak dan Pagadih Hilia, sudah bisa dilalui kendaraan roda dua.

Di Kecamatan Baso, Jorong Air Kijang di Nagari Kampuang Harasam hanya bisa diakses dengan berjalan kaki. Beberapa jorong lain seperti Campago, Sigiran, dan Limo Badak mengalami hambatan berat dan akses hanya tersedia melalui jalur sungai atau harus memutar dari arah Padang Pariaman.

Situasi yang sama juga terlihat di Kecamatan Tanjung Raya, terutama di Nagari Sungai Batang. Sebagian warga sudah bisa dijangkau melalui jembatan darurat yang baru selesai dibangun. Sementara di Kecamatan Palembayan, akses roda dua dan roda empat sudah terbuka sebagian dari arah Simpang Patai.

Kepala Dinas Kominfo Agam, Roza Syafdefianti, mengatakan bahwa seluruh informasi ini dihimpun dari laporan lapangan berbagai instansi di bawah koordinasi Pemkab Agam.

Ia menegaskan bahwa pembukaan akses menjadi prioritas utama karena sangat menentukan proses distribusi bantuan dan evakuasi warga.

“Kondisinya sangat dinamis. Setiap jam ada perubahan akses karena petugas terus bekerja membuka jalan, membangun jembatan darurat, dan mengevakuasi warga. Namun 180 jiwa masih terisolir di titik-titik yang paling sulit dijangkau. Itu sedang kita tangani dengan semua sumber daya yang ada,” ujar Roza.

Menurutnya, medan yang curam, material longsor yang tebal, serta cuaca yang tidak stabil membuat proses penanganan tidak bisa dilakukan secara cepat.

“Kita memahami kekhawatiran keluarga korban. Petugas di lapangan tidak berhenti sejak hari pertama. Akses yang tadinya tak bisa dilalui sama sekali, kini beberapa sudah bisa ditembus roda dua. Progres ini berkat kerja keras semua pihak,” tutupnya. (*)

Editor : Hamriadi, S. Sos., S. T
Bagikan

Berita Terkait
Daftar Korban Galodo dan Bajir Bandang Kabupaten Agam
Terkini
Korban Galodo dan Bajir Bandang di Kabupaten Agam Belum Ditemukan