KABUPATEN AGAM -- Banjir bandang atau galodo yang berulang kali melanda kawasan Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dinilai warga dipicu oleh pendangkalan sungai yang semakin parah. Kondisi tersebut membuat warga mendesak pemerintah melakukan normalisasi sungai secara menyeluruh dari hulu hingga hilir.
Seperti diberitakan sebelumnya, ruas jalan provinsi Lubuk Basung--Bukittinggi kembali lumpuh total akibat galodo susulan di kawasan Sungai Muaro Pisang, Minggu (28/12/2025). Jalur yang sempat dibuka secara terbatas terpaksa ditutup kembali setelah hujan deras memicu aliran lumpur, bebatuan, dan kayu menutup badan jalan serta meluap ke permukiman warga.
Menurut warga, bencana yang terus berulang ini tidak lepas dari menumpuknya material banjir selama sekitar satu bulan terakhir. Lumpur, bebatuan, dan kayu mengendap di sejumlah titik aliran sungai, bahkan di beberapa lokasi ketinggiannya sudah melebihi permukiman warga.
Akibat pendangkalan tersebut, setiap kali debit air meningkat, luapan sungai dengan cepat menggenangi rumah warga dan badan jalan.
Pola cuaca dalam beberapa pekan terakhir juga dinilai memperburuk keadaan, dengan kondisi pagi yang relatif cerah, disusul gerimis menjelang siang, lalu hujan lebat selama dua hingga tiga jam yang menyebabkan debit sungai naik secara drastis.
Di kawasan Pasa Maninjau, aliran Batang Muaro Pisang mengalami pendangkalan cukup parah. Material bebatuan menutup Jembatan Muaro Pisang sehingga aliran air tersendat dan kerap meluap ke jalan serta permukiman di sekitarnya.
Selain melumpuhkan akses transportasi, bencana ini juga berdampak pada warga.Sebanyak 87 kepala keluarga (KK) atau sekitar 200 jiwa terpaksa mengungsi karena rumah mereka rusak atau tidak dapat ditempati akibat dipenuhi material banjir bandang. Para pengungsi sementara ditampung di ruang belajar Gedung Atas SMAN 1 Tanjung Raya dan Masjid Raya SMPN 1 Tanjung Raya.
Kondisi serupa juga terjadi di aliran Batang Balok Bancah. Pendangkalan sungai serta keberadaan jembatan lama yang sempit dan dangkal menyebabkan air cepat meluap saat debit meningkat. Meski sebagian warga sempat kembali ke rumah, sekitar 200 jiwa kembali mengungsi ke Posko Pengungsian Rumah Batu dan Masjid Ummil Qura di Jorong Bancah.
Seorang warga setempat, Rudi Yudistira, mengatakan jembatan lama di kawasan tersebut sudah tidak lagi memadai untuk menahan aliran air saat hujan deras.
Editor : Hamriadi, S. Sos., S. T