KABUPATEN AGAM -- Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Agam, Sumatera Barat, sepanjang akhir November 2025 menelan korban jiwa dalam jumlah besar.
Berdasarkan data terbaru yang telah diverifikasi, sebanyak 163 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara 38 korban lainnya masih dinyatakan hilang.
Seiring dengan perkembangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Agam menyatakan operasi pencarian korban resmi dihentikan mulai Senin (22/12/2025). Keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan kondisi lapangan serta adanya persetujuan dari keluarga korban.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Agam, Roza Syafdefianti, mengatakan data korban tersebut merupakan hasil validasi terakhir yang dilakukan bersama pemerintah nagari dan instansi terkait guna memastikan keakuratan pendataan.
“Data awal memang lebih tinggi, namun setelah dilakukan verifikasi, jumlah korban meninggal yang valid adalah 163 jiwa. Proses ini penting karena sebelumnya ditemukan data ganda serta pembaruan status korban,” kata Roza kepada wartawan, Selasa (23/12/2025).
Roza menjelaskan, bencana terjadi di sejumlah kecamatan dengan dampak terparah dirasakan di Kecamatan Palembayan, Malalak, Tanjung Raya, Lubuk Basung, dan Palupuah. Jenis bencana yang terjadi didominasi banjir bandang, disusul tanah longsor dan kejadian orang hanyut.
“Sebagian besar korban berasal dari wilayah Palembayan, terutama Nagari Salareh Aia dan sekitarnya. Banyak korban merupakan anak-anak dan lansia yang terdampak langsung saat kejadian berlangsung,” ujarnya.Selain korban meninggal dan hilang, Diskominfo Agam juga mencatat masih terdapat jenazah yang belum teridentifikasi, baik dalam kondisi utuh maupun berupa bagian tubuh. Sebagian jenazah telah dimakamkan secara massal, sementara lainnya masih berada di ruang pendingin RSUD Lubuk Basung.
“Ada 18 jenazah utuh dan lima jenazah berupa bagian tubuh yang belum teridentifikasi. Proses identifikasi masih terus dilakukan bersama pihak kepolisian dan rumah sakit,” jelas Roza.
Ke depan, fokus penanganan dalam dua pekan ke depan akan diarahkan pada pembersihan material longsor dan sedimen di badan jalan, serta penyempurnaan jembatan darurat yang hingga kini masih bersifat sementara. (*)
Editor : Hamriadi, S. Sos., S. T